Dalampermainan dengan teman–teman sebayanya terjadi aktivitas memberi dan menerima secara bergantian. Seorang anak yang suka menyuruh akan sangat terkejut ketika anak mulai berinteraksi dengan temannya karena temannya tidak mau disuruh bahkan memarahinya. Anak diharapkan mampu merubah dirinya setelah melakukan aktivitas bermain.

PERMAINAN PECAH PIRING Permainan pecah piring merupakan permainan tradisional yang berasal suku batak Pakpak yang berasal dari kabupaten Pakpak Barat dan kabupaten Dairi di provinsi Sumatera Utara. Permainan tradisional ini mampu menambah kelincahan gerak tubuh, daya tahan tubuh, kerjasama team, kontrol emosi, kesehatan tubuh dan memacu daya fikir. Permainan pecah piring salah satu jenis permainan sehari-hari orang batak, permainan ini merupakan permainan yang sangat populer dikalangan orang batak, baik anak-anak, remaja, bahkan sampai orang dewasa. Permainan pecah piring ini biasanya di mainkan oleh kalangan anak-anak sebagai aktivitas mereka setelah pulang dari sekolah yang dimainkan pada waktu sore hari. Dikalangan orang batak permainan pecah piring dijadikan sebagai perlombaan rakyat bagi anak-anak pada festival nasional seperti pada perayaan hari jadi Negara Kesatuan Repoblik Indonesia, ini ditujukan untuk membangun semangat anak-anak dalam menjunjung tinggi persaudaraan diantara perkampungan, uniknya tidak ada batasan umur untuk ikut serta dalam permainan ini siapa yang mau dan berani boleh bermain. Jika dianalisa dalam permainan pecah piring terdapat unsur-unsur kebugaran jasmani seperti kecepatan, kelincahan, daya tahan, akurasi, kelincahan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan reaksi, juga keentukan, sementara alat yang digunakan dalam permainan pecah piring sangat sederhana yaitu dengan menggunakan bola yang dibuat dari kertas dengan batu kecil dibagian dalamnya, selain itu diperlukan batu-batu permukaannya datar agar bisa disusun rapi. Adapun pola maupun bentuk permainan pecah piring ini adalah; Jumlah keseluruhan peserta harus genap agar dapat dibagi rata ke dalam dua kelompok. Sebelum bermain jumlah batu biasanya disesuaikan dengan kesepakatan di kedua kelompok. Dua orang pemimpin kelompok dipilih berdasarkan kemampuannya yang dianggap hebat bermain pecah-pecah piring. Kedua pemimpin inilah yang akan memilih anggota kelompoknya. Sistematika permainnya unik, kedua kelompok terlebih dahulu menyusun keseluruhan batu yang berada di dalam sebuah persegi sebagai tempat batu-batu akan disusun, sementara kotak tersebut bisa dibuat dengan menggunakan kapur tulis. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan kelompok mana yang akan bermain sebagai penyerang njahat dan yang diserang burju. Kelompok burju melemparkan bola hingga batu-batu yang disusun tadi kembali berantakan. Dan tugasnya adalah kembali menyusun batu-batu seperti sediakala seraya menghindari tubuh terkena lemparan bola dari kelompok njahat. Kelompok njahat bertugas untuk menjaga batu-batu agar tidak selesai disusun kembali oleh kelompok burju. Kelompok njahat juga bertugas untuk menyerang kelompok burju dengan cara melemparkan bola sehingga mengenai kelompok burju. Bila semua kelompok burju terkena lemparan bola sebelum keseluruhan batu-batu tersusun, maka permainan usai dan kelompok njahat menjadi pemenang. Sebaliknya bila semua batu tersusun oleh kelompok burju maka mereka yang menjadi pemenang. Peraturan Permainan Pecah Piring Dalam setiap permainan selalu ada peraturan agar ketika permainan tersebut berlangsung kedua tim bisa bermain dengan sportif, dalam permainan pecah piring peraturan bisa ditentukan dengan mematuhi peraturan tetap dan tambahan. Peraturan tetap adalah peraturan yang sudah turun temurun semenjak permainan ini ada, seperti; Tidak boleh memegang bola dengan tangan bagi team/kelompok yang sedang bermain. Tidak diperbolehkan lari terlalu jauh dari batas lapangan bagi team/kelompok yang sedang bermain. Peraturan tambahan lebih kepada persetujuan aturan dikedua belah pihak, misalnya; Tidak boleh menendang bola. Bagian yang terkena hanya dari area pinggang hingga kepala. Jika jumlah pemainnya banyak, lebar lapangan dapat di perluas. Contoh bila seorang pemain memiliki ruang gerak 2 meter, dan jumlah keseluruhan pemain ada 10 orang, maka luas lapangannya diperkirakan 20 meter Postingan populer dari blog ini PERMAINAN PECAH PIRING Permainan pecah piring merupakan permainan tradisional yang berasal suku batak Pakpak yang berasal dari kabupaten Pakpak Barat dan kabupaten Dairi di provinsi Sumatera Utara. Permainan tradisional ini mampu menambah kelincahan gerak tubuh, daya tahan tubuh, kerjasama team, kontrol emosi, kesehatan tubuh dan memacu daya fikir. Permainan pecah piring salah satu jenis permainan sehari-hari orang batak, permainan ini merupakan permainan yang sangat populer dikalangan orang batak, baik anak-anak, remaja, bahkan sampai orang dewasa. Permainan pecah piring ini biasanya di mainkan oleh kalangan anak-anak sebagai aktivitas mereka setelah pulang dari sekolah yang dimainkan pada waktu sore hari. Dikalangan orang batak permainan pecah piring dijadikan sebagai perlombaan rakyat bagi anak-anak pada festival nasional seperti pada perayaan hari jadi Negara Kesatuan Repoblik Indonesia, ini ditujukan untuk membangun semangat anak-anak dalam menjunjung tinggi p

Kamiberharap semoga ulasan apa perbedaan alat dan bahan dalam penelitian dapat memberikan gambaran secara utuh kepada Anda mengenai apa perbedaan alat dan bahan dalam penelitian serta aneka peluang bisnis dan investasi lainnya saat ini. Pencatatan Keuangan Usaha Jajanan Gerobak MAKALAH PERMAINAN TRADISIONAL PECAH PIRING BAB I PENDAHULUAN Belajar adalah suatu proses belajar yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang yang hidup. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara manusia dengan karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana satu tanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang tersebutyang mungkin terjadi oleh perubahan pada pengetahuan,keterampilan atau sikap. Apabila proses belajar itu di selenggarakan secara formal di sekolah-sekolah. Tidak lai ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa. Baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun proses belajar tersebut di pengaruhi oleh lingkungan yang antar alain yaitutrdiri atas muted, guru, dan staf sekolah bahan maeri lainyaperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong pembaharuan dalam proses pembelajaran Keberhasilan sebuah pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh tingginya pendidikan seorang pendidik. Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang berhasilnya pembelajaran. Keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran dapat diatasi dengan memanfaatkan yang ada di lingkungan sekitar. Permainan tradisional daerah juga memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran Pembelajaran di Sekolah diharapkan tidak hanya bersifat teoritik tetapi juga dapat mengenalkan media pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisonal, karena dalam permaianan tradisional mempunyai nilai nilai pengetahuan yang seharusnya dilestarikan oleh guru, sekalipun pada kenyataannya permainan tradisional sedikit demi sedikit ditinggalkan, permainan. Pengertian Permainan Pecah Piring Pola Permainan Pecah Piring Pengertian Permainan Tradisional Permainan Tradisional dan Perkembangannya Jenis-jenis Permainan Tradisional Dampak Positif Dan Negatif Permainan Tradisional BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Permainan Pecah Piring Permainan pecah piring merupakan permainan tradisional yang berasal suku batak Pakpak yang berasal dari kabupaten Pakpak Barat dan kabupaten Dairi di provinsi Sumatera Utara. Permainan tradisional ini mampu menambah kelincahan gerak tubuh, daya tahan tubuh, kerjasama team, kontrol emosi, kesehatan tubuh dan memacu daya fikir. Permainan pecah piring salah satu jenis permainan sehari-hari orang batak, permainan ini merupakan permainan yang sangat populer dikalangan orang batak, baik anak-anak, remaja, bahkan sampai orang dewasa. Permainan pecah piring ini biasanya di mainkan oleh kalangan anak-anak sebagai aktivitas mereka setelah pulang dari sekolah yang dimainkan pada waktu sore hari. Dikalangan orang batak permainan pecah piring dijadikan sebagai perlombaan rakyat bagi anak-anak pada festival nasional seperti pada perayaan hari jadi Negara Kesatuan Repoblik Indonesia, ini ditujukan untuk membangun semangat anak-anak dalam menjunjung tinggi persaudaraan diantara perkampungan, uniknya tidak ada batasan umur untuk ikut serta dalam permainan ini siapa yang mau dan berani boleh bermain. Jika dianalisa dalam permainan pecah piring terdapat unsur-unsur kebugaran jasmani seperti kecepatan, kelincahan, daya tahan, akurasi, kelincahan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan reaksi, juga keentukan, sementara alat yang digunakan dalam permainan pecah piring sangat sederhana yaitu dengan menggunakan bola yang dibuat dari kertas dengan batu kecil dibagian dalamnya, selain itu diperlukan batu-batu permukaannya datar agar bisa disusun rapi. B. Pola Permainan Pecah Piring Adapun pola maupun bentuk permainan pecah piring ini adalah; a. Jumlah keseluruhan peserta harus genap agar dapat dibagi rata ke dalam dua kelompok. b. Sebelum bermain jumlah batu biasanya disesuaikan dengan kesepakatan di kedua kelompok. c. Dua orang pemimpin kelompok dipilih berdasarkan kemampuannya yang dianggap hebat bermain pecah-pecah piring. Kedua pemimpin inilah yang akan memilih anggota kelompoknya. d. Sistematika permainnya unik, kedua kelompok terlebih dahulu menyusun keseluruhan batu yang berada di dalam sebuah persegi sebagai tempat batu-batu akan disusun, sementara kotak tersebut bisa dibuat dengan menggunakan kapur tulis. e. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan kelompok mana yang akan bermain sebagai penyerang njahat dan yang diserang burju. f. Kelompok burju melemparkan bola hingga batu-batu yang disusun tadi kembali berantakan. Dan tugasnya adalah kembali menyusun batu-batu seperti sediakala seraya menghindari tubuh terkena lemparan bola dari kelompok njahat. g. Kelompok njahat bertugas untuk menjaga batu-batu agar tidak selesai disusun kembali oleh kelompok burju. Kelompok njahat juga bertugas untuk menyerang kelompok burju dengan cara melemparkan bola sehingga mengenai kelompok burju. h. Bila semua kelompok burju terkena lemparan bola sebelum keseluruhan batu-batu tersusun, maka permainan usai dan kelompok njahat menjadi pemenang. Sebaliknya bila semua batu tersusun oleh kelompok burju maka mereka yang menjadi pemenang. i. Peraturan Permainan Pecah Piring. Dalam setiap permainan selalu ada peraturan agar ketika permainan tersebut berlangsung kedua tim bisa bermain dengan sportif, dalam permainan pecah piring peraturan bisa ditentukan dengan mematuhi peraturan tetap dan tambahan. a. Peraturan tetap adalah peraturan yang sudah turun temurun semenjak permainan ini ada, seperti; b. Tidak boleh memegang bola dengan tangan bagi team/kelompok yang sedang bermain. c. Tidak diperbolehkan lari terlalu jauh dari batas lapangan bagi team/kelompok yang sedang bermain. d. Peraturan tambahan lebih kepada persetujuan aturan dikedua belah pihak, misalnya; e. Tidak boleh menendang bola. f. Bagian yang terkena hanya dari area pinggang hingga kepala. g. Jika jumlah pemainnya banyak, lebar lapangan dapat di perluas. Contoh bila seorang pemain memiliki ruang gerak 2 meter, dan jumlah keseluruhan pemain ada 10 orang, maka luas lapangannya diperkirakan 20 meter. C. Pengertian Permainan Tradisional Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media permainan. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa. Permaianan digunakan sebagai istilah luas yang mencakup jangkauan kegiatan dan prilaku yang luas serta mungkin bertindak sebagai ragam tujuan yang sesuai dengan usia anak. Menurut Pellegrini dalam Naville Bennet bahwa permainan didefinisikan menurut tiga matra sebagai berikut 1 Permainan sebagai kecendrungan, 2 Permainan sebagai konteks, dan 3 Permainan sebagai prilaku yang dapat diamati. Menurut Mulyadi bermain secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan yang terdapat lima pengertian bermain; 1 sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak 2 tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik 3 bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak serta melibatkan peran aktif keikutsertaan anak, dan 4 memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial. Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa. D. Permainan Tradisional dan Perkembangannya Permainan tradisional anak adalah salah satu bentuk folklore yang berupa yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun, serta banyak mempunyai variasi. Oleh karena termasuk folklore, maka sifat atau ciri dari permainan tradisional anak sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan dari mana asalnya. Permainan tradisional biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan kadangkadang mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dari akar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia anak-anak dengan tujuan mendapat kegembiraan James Danandjaja dalam Misbach, 2007. Menurut Sukirman 2004, permainan tradisional anak merupakan unsur kebudayaan, karena mampu memberi pengaruh terhadap perkembangan kejiwaan, sifat, dan kehidupan sosial anak. Permainan tradisional anak ini juga dianggap sebagai salah satu unsur kebudayaan yang memberi ciri khas pada suatu kebudayaan tertentu. Oleh karena itu, permainan tradisional merupakan aset budaya, yaitu modal bagi suatu masyarakat untuk mempertahankan eksistensi dan identitasnya di tengah masyarakat lain. Permainan tradisonal bisa bertahan atau dipertahankan karena pada umumnya mengandung unsur-unsur budaya dan nilai-nilai moral yang tinggi, seperti kejujuran, kecakapan, solidaritas, kesatuan dan persatuan, keterampilan dan keberanian. Sehingga, dapat pula dikatakan bahwa permainan tradisional dapat dijadikan alat pembinaan nilai budaya pembangunan kebudayaan nasional Indonesia. Depdikbud, 1996. Keberadaan permainan tradisional, semakin hari semakin tergeser dengan adanya permainan modern, seperti video game dan virtual game lainnya. Kehadiran teknologi pada permainan, di satu pihak mungkin dapat menstimulasi perkembangan kognitif anak, namun di sisi lain, permainan ini dapat mengkerdilkan potensi anak untuk berkembang pada aspek lain, dan mungkin tidak disadari hal tersebut justru menggiring anak untuk mengasingkan diri dari 7 lingkungannya, bahkan cenderung bertindak kekerasan. E. Jenis-jenis Permainan Tradisional Banyak sekali macam-macam permainan tradisional di Indonesia, hampir di seluruh daerah-daerah telah mengenalnya bahkan pernah mengalami masa-masa bermain permainan tradisional ketika kecil. Permainan tradisional perlu dikembangkan lagi karena mengandung banyak unsur manfaat dan persiapan bagi anak dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Beberapa contoh permainan tradisional akan dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut Galah asin atau galasin yang juga sibeut gobak sodor adalah sejenis permainan daerah asli dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. Congklak adalah suatu jenis permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan. Di malaysia permainan ini juga lebih dikenal dengan nama congklak dan istilah ini juga dikenal di beberapa daerah di Sumatera dengan kebudayaan melayu. Di jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama dakon. Selain itu di lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama mokaotan, maggaleceng, aggalacang dan nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan ini disebut mancala. Permainan ini bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika semakin banyak yang bermain maka akan menjadi semakin seru. Cara bermain cukup mudah, dimulai dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi. Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 10, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apa saja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi tempat jaga ini memiliki sebutan yang berbeda di setiap daerah, contohnya di beberapa daerah di jakarta ada yang menyebutnya inglo, di daerah lain menyebutnya bon dan ada juga yang menamai tempat itu hong. Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkeseimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan. Gerakan gasing berdasarkan efek giroskopik. Gasing biasanya berputar terhuyung-huyung untuk beberapa saat hingga interaksi bagian kaki paksi dengan permukaan tanah membuatnya tegak. Setelah gasing berputar tegak untuk sementara waktu, momentum sudut dan efek giroskopik berkurang sedikit demi sedikit hingga akhirnya bagian badan terjatuh secara kasar ke permukaan tanah. Kelereng atau dalam bahasa jawa disebut nèkeran adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya ½ inci cm dari ujung ke ujung. Kelereng dapat dimainkan sebagai permainan anak, dan kadang dikoleksi, untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang estetik. Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantai atau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun. F. Dampak Positif Dan Negatif Permainan Tradisional Kemajuan teknologi telah membawa perubahan dalam berbagai hal termasuk dalam hal bermain. Perubahan dalam bermain ini lebih mengacu pada game modern seperti yang digemari anak-anak zaman sekarang. Seiring perubahan tersebut ada dua dampak pada game modern, yaitu a Dalam game modern, menang atau kalah tidak menimbulkan perselisihan. Akan tetapi, dalam permainan tradisional yang lawan mainnya nyata dapat menimbulkan perselisihan, karena rasa ini lawan yang kalah pada lawan yang menang. b Game modern mampu membuat anak berpikir kreatif karena game yang ada sangat beragam. c Game modern dapat membuat pemainnya meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas dalam menyelesaikan permainan. a Seorang anak yang sudah ketergantungan pada game modern, akan menimbulkan kurangnya rasa peduli pada sekitar. c Berkurangnya sikap bekerja sama dan rasa saling berbagi. d Menimbulkkan kerusakan pada mata karena terpaku berjam-jam pada layar. Dari pernyataan diatas, ada beberapa solusi untuk mengatasi masalah tersebut agar permainan tradisional tidak hilang dan atau tidak tergusur oleh game modern yaitu, pelestarian permainan tradisional dalam dunia pendidikan, melalui pelajaran sekolah, misalnya pendidikan olah raga. Guru dapat memadukan permainan tradisional dengan materi lainnya. Juga penerapan permainan tradisional dengan cara mengadakan perlombaan baik di dunia pendidikan maupun dunia teknologi telah membawa perubahan dalam berbagai hal termasuk dalam hal bermain. Perubahan dalam bermain ini lebih mengacu pada game modern seperti yang digemari anak-anak zaman sekarang. BAB III PENUTUP Permainan Tradisional Pecah Piring tidak hanya sekedar permainan yang mengandung kesenangan semata. Namun permainan tradisional Pecah Piring dapat melatih kemampuan motorik anak, sikap anak, dan juga ketrampilan anak. Serta dapat membentuk karakter anak yang luhur. Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Bayijuga membutuhkan beberapa peralatan yang sama halnya dengan manusia. Bahkan dalam memilih peralatan untuk bayi harus cermat dan ekstra hati-hati karena bayi masih rentan dan sensitif. Bagi anda yang baru pertama kali menjadi orang tua maka akan kebingungan untuk mendaftar apa saja peralatan bayi yang akan Anda butuhkan nantinya. Siapa yang suka bermain gadget? Seperti Tab, Ipad, PC, Iphone, dan lain-lain. Siapa nih yang suka bermain game pada alat-alat berteknologi super canggih itu? Kayak Game Pou, Minecraft, GTA, Moy, dan lain-lain. Teman-teman, pada kali ini, aku akan menceritakan tentang permainan tradisional yang lebih seru dari permainan-permainan pada gadget itu. Namanya kerap dikatakan, Pecah Piring. Permainan tradisional Pecah Piring, juga dikenal dengan nama Boy-Boyan atau Gebokan di daerah lain. Permainan ini hampir mirip dengan permainan kasti, lho… Pastinya seru banget! Cara bermainnya pun tidak susah. Berikut cara-caranya. APA YANG HARUS DIPERSIAPKAN…? Buatlah dua kelompok atau tim dengan jumlah pemain dalam setiap tim minimal 2 orang Siapkan bola, jika tidak ada kalian bisa membuatnya dari kertas koran, buku bekas, dll diremas dan dibentuk menjadi bola kemudian dimasukkan ke dalam plastik dan diikat dengan karet agar kuat. Siapkan pecahan genteng untuk disusun ke atas seperti menara, minimal 10 pecahan. Oia tidak harus genteng kalian juga bisa menggunakan bekas keramik atau benda lain yang menyerupai, bahkan banyak anak-anak Indonesia lainnya ada yang menggunakan kaleng bekas susu. Pokonya apapun itu, harus aman untuk digunakan bermain. jangan gunakan bekas pecahan kaca. BAGAIMANA CARA BERMAINNYA…? Tentukan Tim yang pertama memulai permainan dengan melakukan hompimpa, atau dengan menebak sisi uang koin yang dilempar ke atas. Tim yang mendapat giliran pertama, bertugas merobohkan sususan genteng yang dibentuk seperti menara dengan menggunakan bola dari jarak tertentu. Bagaimana caranya ?, yup lempar susunan genteng itu dengan bola. Selanjutnya, jika Tim yang pertama berhasil merobohkannya, maka Tim pertama harus menyusun kembali genteng-genteng yang berserakan itu, nah tugas Tim kedua, mereka mengambil bola yang digunakan untuk melempar genteng tadi, kemudian melemparkan kepada anggota Tim pertama yang sedang menyusun ganteng. Jika Tim kedua berhasil melempar bola kepada anggota Tim pertama sebelum menyusun genteng, maka pemenangnya adalah Tim kedua, jika tidak maka sebaliknya. Jika pada proses nomor 3 tidak terjadi, misalkan anggota dari Tim pertama tidak ada yang bisa menjatuhkan susunan gentang dengan melemparnya menggunakan bola, maka langsung berganti posisi, Tim kedua yang melempar bola untuk menjatuhkan susunan genteng. Terus ulang-ulang kegiatan ini, sampai kalian merasa cuku untuk bermain, ingat! jangan lupa belajar ya… šŸ™‚ Nah, mudah, kan? Dijamin permainan ini seru banget! ingat ya, jika ingin memainkan permainan ini harus ditempat yang luas, misalnya saja lapangan. Saat jam pelajaran olahraga, biasanya kelasku akan melakukan pemanasan dengan bermain Pecah Piring. Di waktu bebas pun, kami kerap memilih permainan Pecah Piring sebagai hiburan untuk kami semua. Permainan Pecah Piring juga mengajari kita salah satu nilai-nilai Pancasila pada sila ketiga, lho…. yaitu, kita harus bekerja sama dalam permainan ini. Oh iya, aku lupa satu, catatan, jika kalian jadi kelompok yang kalah, kalian tidak boleh melempar sambil mengejar ke arah sasaran, lho…. kalian harus saling mengoper dan tidak ada kejar-kejaran dalam permainan ini. Itulah sebabnya, harus ada kerjasama tim. Diperlukan juga kelincahan dari anggota Tim. Jadi, bagaimana teman-teman? Kalian masih ingin tidur-tiduran sambil memandang gadget, atau bermain Pecah Piring bersama teman-teman kalian? Yuk, kita gerak badan dulu! šŸ™‚ —— Sumber Gambar Informasi tempat persewaan peralatan makan dan penyajian (pemanas, pemanas sup,pyrex) yang lengkap dan murah. Lebih baik Anda tahu lebih dari satu tempat persewaan untuk menghindari kekosongan barang pada saat-saat ramai. • Membina hubungan dengan siapa saja, bahkan dengan pesaing atau sesama pengusaha katering. Tari Piring adalah tari tradisional dari Sumatera Barat. Seperti namanya, tarian ini menggunakan piring sebagai propertinya. Jika diperhatikan properti yang digunakan pada tari piring mirip seperti yang digunakan pada tari Bosara dari Sulawesi Selatan. Awalnya tarian ini berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur pada Yang Maha Kuasa. Kini Tari Piring berfungsi sebagai pengiring seremoni berbagai kegiatan seperti pentas seni, pernikahan, dan bahkan penyambutan pejabat. Tari piring memiliki unsur seperti busana, gerakan hingga maknanya, melambangkan suatu proses kehidupan yang nyata dan dinamis. Mari kita simak penjelasan berikutnya untuk mengetahui keunikan apa saja yang ada pada tari piring ini. Sejarah Penciptaan Tari PiringFungsi Dan Makna Tari PiringPola Lantai Tari PiringBusana Yang DikenakanA. Busana priaB. Busana wanita1. Baju kurung2. Selendang3. Tikuluak tanduak balapak4. Kalung gadang5. Kalung rumbai6. Subang7. Kain kodek8. Cawek pinggangAlat Musik Yang MengiringiGerakan Tari Piring1. Pasambahan2. Singanjuo lalai3. Mencangkul4. Menyiang5. Membuang sampah6. Menyemai7. Memagar8. Mencabut benih9. Bertanam10. Melepas lelah11. Mengantar juadah12. Menyabit padi13. Mengambil padi14. Menganginkan padi15. Mairik padi16. Membawa padi17. Menumbuk padi18. Gotong royong19. Menampi padi20. Mengincak pecahan kacaKeunikan Tari Piring1. Jumlah Penari Harus Ganjil2. Media Utama Adalah Piring3. Bunyi Dentingan Cincin4. Tarian Dilakukan Di Atas Pecahan Piring5. Gerakan Yang Unik Sejarah Penciptaan Tari Piring Sumber Sejarah tari piring bermula dari kepercayaan bahwa menari adalah sebuah alat komunikasi dengan sang pencipta. Masyarakat Sumatera Barat pada zaman kerajaan Sriwijaya menciptakan sebuah tarian pemujaan yang kemudian dikenal sebagai Tari Piring. Tari ini digunakan sebagai ungkapan syukur pada Dewa Dewi karena hasil panen mereka melimpah, terutama Dewi Padi. Tarian ini sudah ada sejak 800 tahun yang lalu. Ritual tari piring dilakukan kurang lebih setahun sekali. Masyarakat menggunakan piring untuk meletakkan sesaji dan makanan lalu dipersembahkan. Yang unik adalah, ketika proses penyerahan sesaji dilakukan, para pembawa sesaji berlenggak lenggok dengan gerakan tertentu sambil membawa piring berisi sesaji tersebut dengan diiringi musik. Setelah masa kejayaan Sriwijaya ditaklukkan oleh Majapahit sekitar abad ke-16, tari piring berhenti dilakukan oleh orang-orang suku Minang. Pasalnya, Majapahit adalah Kerajaan Islam yang tidak percaya akan kebenaran ritual tersebut. Namun, keunikan tarian ini membuatnya kemudian dialih fungsi kan menjadi tarian yang dipersembahkan untuk raja-raja dan pejabat penting istana. Bisa dikatakan tari piring yang dahulu menjadi alat untuk mengucap syukur kepada Dewa dan Dewi, kini menjadi alat untuk hiburan di kerajaan. Lama kelamaan masyarakat pun mulai menggunakan tarian ini dalam pesta-pesta yang mereka adakan, seperti pesta pernikahan. Mempelai diperlakukan sebagai raja dan ratu semalam. Karena sesaji sudah tidak diperbolehkan lagi, maka tarian hanya menggunakan piring yang kosong. Terkadang di atas piring diletakkan lilin yang menyala. Ini adalah tari piring dengan versi lain yang disebut tari lilin. Belum ditemukannya informasi atas siapa nama pencipta dari tarian ini. Beberapa sumber menyatakan bahwa tarian ini bermuara di kota Solok. Meskipun begitu, tarian ini berhasil dipopulerkan oleh seniman terkenal Huriah Adam, seorang koreografer, pelukis dan pemahat asli urang minang. Ia mendapatkan pengajaran mengenai tari dan bela diri silat dari gurunya. Hal inilah yang kemudian membuat tari piring memiliki gerakan seperti silat seperti saat ini. Tarian piring populer di dunia internasional. Pada 10-20 Mei 2018, Galang Dance Community berhasil memenangkan medali emas kejuaraan World Cup of Folklore dengan menampilkan tari piring. Tarian ini kembali ditampilkan di Okayama, Jepang pada kegiatan Cross-Cultural Understanding Event dan berhasil menjadi daya tarik pengunjung saat itu. Fungsi Dan Makna Tari Piring Makna tari piring adalah bentuk penyampaian rasa syukur masyarakat Minangkabau atas rizki berupa hasil panen yang melimpah. Kini, fungsi tari piring adalah sebagai pengiring upacara adat, pesta rakyat dan juga pernikahan. Saat ini Tari Piring bahkan juga dipentaskan pada acara kemerdekaan Indonesia. Pola Lantai Tari Piring Pola lantai tari piring termasuk pola lantai yang cukup kompleks karena menggunakan semua jenis pola lantai yaitu melingkar, vertikal, horizontal dan diagonal. Busana Yang Dikenakan Busana yang dikenakan penari pada Tari Piring adalah pakaian khusus yang serba merah dengan hiasan emas. Dua ciri warna ini bermakna keberuntungan dan juga kekayaan. Antara penari pria dan wanita mengenakan kostum yang berbeda meskipun keduanya mengenakan pakaian asli Sumatera Barat, berikut penjelasannya A. Busana pria Sumber Penari pria diwajibkan mengenakan 5 properti busana pria pada Tari Piring, yaitu Rang mudo adalah nama pakaian yang dikenakan oleh penari pria. Ukurannya cukup lebar, terdapat hiasan renda emas atau missia dengan lengan yang panjang. Busana ini menyerupai baju gunting China. Saran galembong adalah celana yang menjadi setelan pakaian rang mudo. Ukurannya besar dan panjang serta berwarna sama dengan rang mudo. Sisaming berbentuk songket yang berfungsi menutupi bagian pinggang hingga ke lutut penari pria. Cawek pinggang serupa dengan ikat pinggang untuk mengencangkan busana. Dekstar adalah penutup kepala berbentuk segitiga dari kain songket. B. Busana wanita Sumber Para penari wanita juga diwajibkan mengenakan beberapa properti busana tari, yaitu 1. Baju kurung Pakaian khusus penari wanita berlengan panjang ini terbuat dari kain satin atau beludru. Salah satu cirinya adalah baju ini tidak memiliki jahitan di bahu, namun jahitan ada di siku. Baju adat ini merupakan simbol yang memiliki nilai sejarah tinggi. Pertama, makna kurung disini yang dimaksud adalah baju longgar dengan bentuk yang menutupi seluruh tubuh penari. Sesuai dengan pepatah orang minang ā€œkain padindiang miang, Ameh pandindiang maluā€ yang kurang lebih artinya pakaian untuk orang minang itu adalah pakai yang melindungi tubuh. Pakaian juga sebagai penjaga diri dari malu. Ini berarti wanita daerah minang terbiasa mengenakan pakaian yang tidak menampakkan lekuk tubuh. Kedua, lengan yang panjang mengisyaratkan bahwa wanita harus tunduk pada aturan dan harus menjaga segala tingkah laku serta sopan santun pada kondisi apapun. Ketiga, leher sengaja tak berkerah. Hal ini untuk menunjang aksesoris yang dikenakan wanita minang karena wanita minang senang menggunakan perhiasan. Terlebih lagi, memakai perhiasan tertentu dalam acara adat akan melambangkan kasta dari keluarganya. Masyarakat Minang memegang teguh falsafah hidup mereka yang menyatakan bahwa mereka hidup berdasarkan syariat agama Islam. Baju kurung ini adalah salah satu bentuk perwujudannya karena baju ini longgar dan menutupi seluruh tubuh wanita Minang. Beberapa sumber mengatakan bahwa penggunaan baju kurung ini tidak lain karena pengaruh masuknya ajaran Islam di daerah Minangkabau. Baju kurung juga dipengaruhi oleh peradaban China. Bedanya adalah baju kurung dibuat dengan lengan yang panjang sampai menutupi panggul. 2. Selendang Adalah pelengkap pakaian yang diletakkan di bagian kiri pakaian penari wanita. Bahan dasar selendang ini adalah kain songket. 3. Tikuluak tanduak balapak Merupakan nama dari penutup kepala. Berbeda dengan penutup kepala penari pria, bentuk dari penutup kepala penari wanita ini adalah seperti tanduk kerbau atau atap rumah gadang dengan berbahan dasar kain songket. Terdapat perhiasan di ujung atas tikuluak ini. 4. Kalung gadang Adalah sebuah kalung besar yang diletakkan menjuntai hingga menutupi dada penari wanita. Kalung ini tersusun dari 2 bahan. Bahan pertama adalah kayu yang diukir berbentuk bulat seperti kelereng dengan beberapa ukuran mulai dari kecil hingga ukuran besar. Kemudian dilapisi cat berwarna merah. Lalu diberi lubang ditengahnya. Jumlah bulatan kayu ini sebanyak 22 buah. Posisi ukuran bulatan kayu adalah semakin mendekati dada semakin besar. Bahan kedua adalah loyang yang diukir sedemikian rupa menyerupai kalung rago-rago. Banyaknya adalah 10 buah. Antara bulatan kayu dan loyang disusun selang seling dan dihubungkan menggunakan tali yang kuat hingga membentuk kalung. 5. Kalung rumbai Adalah kalung yang terbuat dari tembaga yang disusun berumbai menjulang hingga menutupi dada. Penggunaan kalung ini tidak berbarengan dengan kalung gadang. Jika kalung gadang dikenakan, maka kalung rumbai tidak, begitu juga sebaliknya. 6. Subang Atau dapat disebut juga anting-anting. Berbentuk rumbai dengan ukiran yang mencolok. 7. Kain kodek Adalah kain yang menyerupai sarung dan merupakan setelan dari baju kurung. Kain ini memiliki motif khusus yang menjadi hiasan. Motif ini disulam menggunakan benang emas. Namun, terkadang penari wanita menggunakan jenis kain yang sama dengan penari pria yaitu sisaming. Bila penari wanita tidak menggunakan kain kodek atau sisaming, sebagai gantinya, mereka dapat menggunakan celana. 8. Cawek pinggang Ini sama dengan yang dikenakan penari pria. Alat Musik Yang Mengiringi Sumber Alat musik yang mengiri Tari Piring dahulu hanyalah rebana dan gong. Namun, seiring berkembangnya zaman dan berubahnya fungsi tarian menjadi sarana hiburan, barulah beberapa alat musik khas provinsi Sumatera Barat ditambahkan untuk memperindah tarian. Alat musik kontemporer yang digunakan dalam tari piring antara lain adalah Saluang, Talempong dan gendang. Saluang adalah seruling. Talempong adalah alat musik yang terbuat dari besi, timah putih, serta tembaga yang dilebur dan dicampurkan. Taluang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan kayu. Ada 2 jenis lagu khas Minang yang dimainkan yaitu Takhian Sai Tiusung dan Takhi Pinghing Khua Belas. sumber Terdapat 21 jenis gerakan khas tari piring. Tiap gerakan menggambarkan makna tertentu yang dalam. Berikut penjelasannya 1. Pasambahan Gerakan ini mengisyaratkan persembahan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Sebagian sumber mengatakan bahwa gerakan ini juga bermaksud untuk menyampaikan rasa maaf penari pada penonton agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat berlangsungnya tarian. Gerakan ini dilakukan oleh penari pria. 2. Singanjuo lalai Gerakan ini seolah menceritakan tentang keindahan suasana pagi. Lembut dan lemah gemulai gerakan ini dimainkan oleh penari wanita. 3. Mencangkul Pesan yang ingin disampaikan pada gerakan ini adalah awal mula kegiatan bercocok tanam. Mencangkul sawah agar lahan siap diproses untuk penanaman. 4. Menyiang Gerakan ini mewakili kegiatan mengumpulkan sampah pada lahan yang akan ditanami. 5. Membuang sampah Setelah sampah dikumpulkan, pada gerakan ini, sampah diangkat dan dipindahkan pada tempat yang lain. 6. Menyemai Penari melakukan gerakan menyerupai seorang yang sedang menyemai. 7. Memagar Maksud gerakan ini adalah menggambarkan tentang seorang yang memberikan pembatas di pematang sawahnya. 8. Mencabut benih Gerakan ini merupakan lanjutan gerakan sebelumnya, penari seolah meniru kegiatan pencabutan benih padi dari tempat pembenihan ke lahan yang akan ditanam. 9. Bertanam Selanjutnya, gerakan menanam dilakukan. 10. Melepas lelah Gerakan unik ini dilakukan pada pertengahan tarian. Seperti memberi jeda antara kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya dengan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. 11. Mengantar juadah Dibuat seperti kehidupan nyata, mereka yang sudah bekerja menaman akan diberikan makan berupa kue. Gerakan ini benar-benar mewakilinya. 12. Menyabit padi Tiba masa panen, padi mulai di sambit. Penari melakukan gerakan ini. 13. Mengambil padi Setelah disambit, gerakan selanjutnya adalah penari mengambil padi tersebut. Mengampo padi. Gerakan ini merepresentasikan penari melakukan pengumpulan hasil panen. 14. Menganginkan padi Lalu, padi dipisahkan dari kulitnya pada gerakan ini. 15. Mairik padi Adalah gerakan yang menggambarkan ketika padi dijemur. 16. Membawa padi Gerakan yang mencerminkan petani membawa padi ke tempat lain untuk dilakukan proses selanjutnya. 17. Menumbuk padi Ada dua gerakan di sini. Pertama, penari pria menjemur padi. Kedua, dilanjutkan oleh penari wanita mencurahkan padi. 18. Gotong royong Pada gerakan ini, penari melakukan gerakan serempak yang seragam yang melambangkan gotong royong. 19. Menampi padi Pada gerakan ini, penari mencoba memberitahu kegiatan petani menampi padi beras. 20. Mengincak pecahan kaca Gerakan ini hanya dilakukan oleh penari yang profesional. Biasanya adegan menari di atas pecahan piring ini dilakukan pada saat akhir. Isi gerakan lebih kepada improvisasi penari. Keunikan Tari Piring 1. Jumlah Penari Harus Ganjil Sumber Ciri khas tari piring adalah jumlah penarinya yang harus ganjil. Penari bisa tampil secara tunggal atau bertiga, tujuh orang hingga sembilan orang, dan seterusnya. Di waktu tertentu, terdapat gerakan seolah menyembah raja atau mempelai pria dan wanita. Biasanya di awal dan di akhir tarian. Tarian ini berdurasi 10-15 menit. 2. Media Utama Adalah Piring Sumber Piring merupakan media utama dari tarian ini. Meskipun kini tidak lagi menggunakan sesajian, namun kehadiran piring sudah melambangkan unsur tersebut. Warna dari piring tersebut biasanya putih dan terbuat dari bahan keramik atau porselen. Jumlah piring yang digunakan adalah 2 buah, untuk tangan kanan dan kiri. Tentunya piring yang diletakkan di telapak tangan penari haruslah kuat dan tidak boleh terlepas. Jika jatuh, maka penari akan merasakan malu yang sangat tidak terlupakan. Terkadang piring ditumbukkan satu dengan yang lain untuk menghasilkan suara tertentu. 3. Bunyi Dentingan Cincin Meskipun sudah banyak alat musik yang digunakan saat ini, hal itu masih ditambahkan dengan bunyi dentingan cincin yang beradu dengan piring. Penari biasanya memakai cincin sejumlah 2 buah pada jarinya lalu dipukulkan pada piring di telapaknya. Anehnya, suara dentingan ini tidak merusak musik, melainkan menambah keindahan tarian dan semaki berirama. Tentunya semakin membuat mata enggan berpaling. Dentingan ini dibunyikan pada saat-saat tertentu. 4. Tarian Dilakukan Di Atas Pecahan Piring sumber Dalam kasus-kasus ekstrim, tari piring ini benar-benar dilakukan di atas piring dan menginjak piring yang pecah tersebut. Namun, ini hanyalah untuk penari tertentu saja, yang telah berlatih dan benar-benar dipersiapkan. Jika pertunjukkan ini dilakukan, biasanya menjelang akhir tarian, piring-piring di lemparkan hingga pecah ke lantai dan tanpa ragu penari melakukan tarian di atas pecahan piring tersebut. 5. Gerakan Yang Unik Gerakan unik pada Tari Piring dimulai dengan tanda gong yang berbunyi. Penari memasuki panggung dengan terlebih dahulu memberi penghormatan kepada raja atau mempelai sebelum mulai menari. Penghormatan diberikan sebanyak 3 kali. Biasanya gerakan ini akan diulang ketika tarian berakhir dan penari akan meninggalkan panggung. Jalan menuju penghormatan ini biasanya diletakkan piring-piring. Penari menapak pada piring-piring tersebut dengan hati-hati. Lalu, kembali dengan menapakkan kaki pada piring tersebut setelah selesai memberi hormat dengan berjalan mundur dan sesekali tidak diperbolehkan menengok ke belakang. Lalu, piring-piring mulai dimainkan dengan cepat atau lambat hingga membentuk gerakan yang dinamis. Gerakan tari bercampur dengan gerakan silat yang membuatnya semakin selaras. Banyak sekali filosofi yang terkandung pada tari piring ini baik dari sejarah, gerakan hingga makna busananya. Sebagai generasi muda, sudah sepatutnya kita sadar dan mulai menjaga dan turut serta melestarikan budaya ini. Jangan sampai pesona tari piring ini lenyap begitu saja. Itu dia pembahasan salah satu tarian tradisional Sumatera Barat, kamu juga bisa pelajari tarian Sumatera Barat lainnya, speerti Tari Randai dan Tari Payung. Buatlahdialog interaktif mengenai bahan, jenis produk, fungsi, dan teknik pembuatannya. Bahan dan Alat Kerajinan Bambu (Sumber: Dokumen Kemdikbud) Gambar 1.25 Bahan dan alat kerajinan bambu Bambu Pengayaan Info Penggunaan bambu sebagai bahan baku kerajinan yang dimanfaatkan adalah kulit bagian luar dan bagian dalam. Kekayaan budaya tradisional dan kearifan lokal sebagai komponen kepariwisataan menjadi sebagian besar point of view yang sangat penting demi menarik minat kunjung wisatawan ke suatu daerah. Salah satunya adalah permainan tradisional yang jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan permainan modern yang digandrungi banyak orang. Mungkin anda belum pernah mendengar suku etnies batak Pakpak yang berasal dari kabupaten Pakpak Bharat dan kabupaten Dairi di provinsi Sumatera Utara. Selain memiliki keindahan alam yang memperkaya Indonesia Travel, etnies Batak Pakpak juga memiliki seni permainan tradisional yang unik. Pada masyarakat pakpak, terdapat permainan tradisional yang terbukti mampu menambah kelincahan gerak tubuh, kerjasama team, kontrol emosi, kesehatan tubuh dan memacu daya fikir. Permainan ini dikenal dengan sebutan ā€œPecah-Pecah Piringā€ Uniknya tidak ada batasan umur untuk ikut serta dalam permainan ini. Siapa yang mau dan berani boleh bermain. Tentu dengan mematuhi peraturan tetap dan tambahan. Peraturan tetap adalah peraturan yang sudah turun temurun semenjak permainan ini ada, seperti tidak boleh memegang bola dengan tangan bagi team kelompok yang sedang bermain. Peraturan tambahan lebih kepada persetujuan aturan dikedua belah pihak, misalnya tidak boleh menendang bola. Permainan pecah-pecah piring membutuhkan bola yang dibuat dari kertas dengan batu kecil dibagian dalamnya. Selain itu diperlukan batu-batu permukaannya datar agar bisa disusun rapi. Menurut tetua masyarakat Pakpak, dulunya permainan pecah-pecah piring menggunakan piring yang terbuat dari kaca namun karena beberapa faktor maka digantikan dengan batu. Jumlah batu biasanya disesuaikan dengan kesepakatan dikedua belah. Jumlah keseluruhan peserta harus genap agar dapat dibagi rata kedalam dua kelompok. 2 Pemimpin kelompok dipilih berdasarkan kemampuannya yang dianggap hebat bermain pecah-pecah piring. Kedua pemimpin inilah yang akan memilih anggota kelompoknya. Sistematika permainnya unik, kedua kelompok terlebih dahulu menyusun keseluruhan batu. Kemudian dilanjutkan dengan penentuan kelompok mana yang akan bermain sebagai penyerang njahat dan yang diserang burju. Kelompok burju melemparkan bola hingga batu-batu yang disusun tadi kembali berantakan. Dan tugasnya adalah kembali menyusun batu-batu seperti sediakala seraya menghindari tubuh terkena lemparan bola dari kelompok njahat. Kelompok njahat bertugas untuk menjaga batu-batu agar tidak selesai disusun kembali oleh kelompok burju. Kelompok njahat juga bertugas untuk menyerang kelompok burju dengan cara melemparkan bola sehingga mengenai kelompok burju. Bila semua kelompok burju terkena lemparan bola sebelum keseluruhan batu-batu tersusun, maka permainan usai dan kelompok njahat menjadi pemenang. Sebaliknya bila semua batu tersusun oleh kelompok burju maka mereka yang menjadi pemenang. Didalam permainan pecah-pecah piring ada beberapa istilah dalam bahasa Pakpak Geddal bila pihak penyerang njahat terlalu kuat melemparkan bola sehingga pihak yang diserang burju kesakitan. Eta Lojang Kelompok Burju harus berlari dan berusaha untuk menghindar terkena lemparan bola dari kelompok njahat bila salah satu dari anggota berhasil membuat batu yang tersusun rapi kembali berantakan. Sidung bila pihak yang diserang siap menyusun keseluruhan batu tanpa ada anggota yang gugur. Kenna Anggota yang dikenai bola maka tidak boleh ikut bermain lagi. Permainan ini masih kerap ditemukan di beberapa desa di Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat, tergerusnya kebudayaan lokal akibat globalisasi sepertinya tidak berpengaruh terhadap permainan tradisional pakpak yang satu ini. Bila mengingat zaman dulu dikala masih kecil, ingin rasanya pulang kampung sesegera mungkin dan berteriak…… ā€œEta Lojang….!!ā€ dikutip dari
CaraMembuat Kerajinan Tangan Dari Sedotan – Ragam Kerajinan Tangan.Kita senang bisa menjadi kreatif dengan kerajinan tangan dari sedotan dan benda-benda biasa yang ada di sekitar kita. Hidup bebas di dunia yang keras, kita tahu apa-apa yang akan kita buang apakah memiliki potensi untuk menjadi bahan kerajinan tangan untuk proyek ragam
Permainan pecah piring merupakan permainan tradisional yang berasal suku batak Pakpak yang berasal dari kabupaten Pakpak Barat dan kabupaten Dairi di provinsi Sumatera Utara. Permainan tradisional ini mampu menambah kelincahan gerak tubuh, daya tahan tubuh, kerjasama team, kontrol emosi, kesehatan tubuh dan memacu daya pecah piring salah satu jenis permainan sehari-hari orang batak, permainan ini merupakan permainan yang sangat populer dikalangan orang batak, baik anak-anak, remaja, bahkan sampai orang dewasa. Permainan pecah piring ini biasanya di mainkan oleh kalangan anak-anak sebagai aktivitas mereka setelah pulang dari sekolah yang dimainkan pada waktu sore hari. Dikalangan orang batak permainan pecah piring dijadikan sebagai perlombaan rakyat bagi anak-anak pada festival nasional seperti pada perayaan hari jadi Negara Kesatuan Repoblik Indonesia, ini ditujukan untuk membangun semangat anak-anak dalam menjunjung tinggi persaudaraan diantara perkampungan, uniknya tidak ada batasan umur untuk ikut serta dalam permainan ini siapa yang mau dan berani boleh dianalisa dalam permainan pecah piring terdapat unsur-unsur kebugaran jasmani seperti kecepatan, kelincahan, daya tahan, akurasi, kelincahan, keseimbangan, koordinasi, kecepatan reaksi, juga keentukan, sementara alat yang digunakan dalam permainan pecah piring sangat sederhana yaitu dengan menggunakan bola yang dibuat dari kertas dengan batu kecil dibagian dalamnya, selain itu diperlukan batu-batu permukaannya datar agar bisa disusun Permainan Pecah PiringAdapun pola maupun bentuk permainan pecah piring ini adalah;Jumlah keseluruhan peserta harus genap agar dapat dibagi rata ke dalam dua bermain jumlah batu biasanya disesuaikan dengan kesepakatan di kedua orang pemimpin kelompok dipilih berdasarkan kemampuannya yang dianggap hebat bermain pecah-pecah piring. Kedua pemimpin inilah yang akan memilih anggota permainnya unik, kedua kelompok terlebih dahulu menyusun keseluruhan batu yang berada di dalam sebuah persegi sebagai tempat batu-batu akan disusun, sementara kotak tersebut bisa dibuat dengan menggunakan kapur dilanjutkan dengan penentuan kelompok mana yang akan bermain sebagai penyerang njahat dan yang diserang burju.Kelompok burju melemparkan bola hingga batu-batu yang disusun tadi kembali berantakan. Dan tugasnya adalah kembali menyusun batu-batu seperti sediakala seraya menghindari tubuh terkena lemparan bola dari kelompok njahat bertugas untuk menjaga batu-batu agar tidak selesai disusun kembali oleh kelompok burju. Kelompok njahat juga bertugas untuk menyerang kelompok burju dengan cara melemparkan bola sehingga mengenai kelompok semua kelompok burju terkena lemparan bola sebelum keseluruhan batu-batu tersusun, maka permainan usai dan kelompok njahat menjadi pemenang. Sebaliknya bila semua batu tersusun oleh kelompok burju maka mereka yang menjadi Permainan Pecah PiringDalam setiap permainan selalu ada peraturan agar ketika permainan tersebut berlangsung kedua tim bisa bermain dengan sportif, dalam permainan pecah piring peraturan bisa ditentukan dengan mematuhi peraturan tetap dan membantu
. 424 302 322 83 54 206 124 307

apa saja alat dan bahan dalam permainan pecah piring